Chapie 6 ,,RiRan’s Play,,
[RiRan POV]
nah me-me-me-me-me-me-me-chigo shippuh
duh bbahlee dee-dee-dee-dee-dee-dee-deedigo shippuh
juh nohpeun building wheeroh juh poohreun hahneulwheeroh
keuhgeh soh-ree-ree-ree-ree-ree-ree-reechigo shippuh
Aku terlonjak kaget dengan bunyi ringtone ponselku sendiri. Aku sedang melamun karena bosan mendengar celoteh Jiyong yang menceritakan tentang wanita yang bernama Nanz tadi. Heizz~~jelas-jelas aku lebih cantik dibanding siapapun di dunia ini! *nah looohhh~~~gag ikutan ahh~~~*
TaeHee Calling...
Yep! Itu hasilnya sudah terjalankan!!hahahaha~~tinggal lanjutkan rencana selanjutnya!!*Riran said: ”masukin bekson Mission Impissible ye~”, Author said: ”kaga ada, adanye lagu Bang Rhoma,mao?”* Hwe? Aku harus... oh damn it! Aku hanya memikirkan hasilnya saja~~
”Kau lihat tadi, muka TOP tentang insiden penelitian marmut busung lapar di afrika, RiRan ah~?”
Apa dia sudah menggosok giginya?
”Bwahahahahahahahahahhaa~~~~~~~~TOP juga mengatakan seperti itu padaku~tapi aku tau kalau itu ngibulnya dia saja,,soalnya lobang hidungnya TOP kembang kempis sih waktu mengatakannya~~~~~jyahahahahahahahahha~~~~~~”
Nampaknya sudah.
”Kurasa riwayatnya akan berakhir di tangan nunanya~~hahahaha~~~aku bingung kenapa TOP menyembunyikan identitasnya sebagai adik seorang model terkenal~Aku sih bakal bangga kalau ada nunaku seperti dia yang cantik, sexy~~”
”Jiyong ah~~”
”Engh?Apa,RiRan ah~?”
Dalam pikiranku sekarang, hanya ada dua pilihan. Pertama, menjalankannya dan aku akan merasakan hasilnya dan kedua, aku melewatkannya dan menyusun semuanya lagi dari awal. Tidak, dalam kamus Kim RiRan tidak mengenal kata kalah dalam setiap kesempatan. Yaisshh~~apa yang kau takutkan sih,Kim RiRan?Kau sudah biasa mempermainkan banyak laki-laki!!
Kukumpulkan semua energi dalam tubuhku. Kudekatkan badanku secara cepat mendorong badannya. Ya, menggodanya lebih cepat. Kudorong badannya Jiyong ke tembok. Kuraba dada nya yang tertutup kemeja seragam putih. Kuakui walaupun badan Jiyong tidak terlalu tinggi, tapi dia mempunyai dada yang bidang.
”Ada apa,RiRan?” tanya Jiyong yang tersipu malu. Apa ini pertama kali untuknya seorang cewek menggoda dia?
”Hmm...” kukaitkan lengan kiriku ke belakang lehernya Jiyong. ”Kau tau? Aku mulai cemburu jika kau terus-terusan menyebut-nyebut wanita itu.” Suaraku terdengar rendah dan sexy, membisik di telinganya.
”Kau cemburu?” Jiyong mengeluarkan ekspresi kaget. Lalu wajahnya melembut dan ujung jari tangannya menyentuh halus pipiku. ”Kau tau aku mencintaimu,kan?”
Aku menggeleng. ”Tidak, aku tidak tau kalau kau seperti tadi.” Mata Jiyong agak membuatku terperangah. Aku baru tau kalau mata Jiyong lembut seperti ini terlihat indah dari dekat. ”Kalau seperti ini, aku baru akan yakin...”
Dan kumiringkan kepalaku. Kudaratkan bibirku ke bibirnya.
Aku mulai menciumnya.
Awalnya Jiyong hanya mencium seperti kecupan biasa. Bibir Jiyong terasa lembut membelai bibirku. Ah oke, Kwon Jiyong is an amateur kisser. Namun perlahan dia membuka mulutnya. Eyh? Serius nih seperti baru pertama kalinya? Spontan aku terbawa suasana, kubuka pula mulutku dan kami berciuman lagi. Tangan Jiyong satunya memegang lembut pipiku dan kadang mengelus lembut. Dan yang satunya memeluk pinggangku yang mungkin Jiyong masih agak kaku meraihku.
Kutarik jiyong lebih mendekat lagi ke badanku yang mungil ini. Dan kusandarkan diri ke tembok. Sekarang aku yang dihimpitnya. Sesak sekali rasanya badan hangat Jiyong terlalu menghimpitku. Well, tapi rasanya tidak apa-apa. Jiyong mendorong lidahnya bertemu dengan lidahku. Menelusuri setiap senti bagian terdalam mulutku seakan tidak mau kehilangannya. Terkadang Jiyong membisikkan seperti ”Love u” di telingaku sesaat ketika ia mengambil nafas. LOL. Terdengar bunyi decak-decak saat kami berciuman. Kepala Jiyong berputar pelan ke kiri dan kanan, melahap bibirku dari segala arah. Kuraih bagian belakang kepalanya Jiyong dan mengelus bahkan sedikit menjambak rambutnya yang seperti rambut tiara sunsilk *BAH??author gendeng!!*, membuat Jiyong semakin bersemangat. Wangi Kwon Jiyong mempengaruhiku. Kutelusuri punggung dan dada bidang Jiyong. Ia tidak menggigit lidahku seperti yang kutakutkan jika berciuman dengan seseorang yang baru mengalaminya. Aku semakin larut dan semakin ganas. Patut kukoreksi, he’s a good kisser. Dan satu hal lagi. Aku salut padanya. Berbeda dari semua laki-laki yang pernah kucium, Jiyong tidak melakukan hal-hal lain yang membuatku ingin menamparnya setelah ini, Jiyong tidak menyentuh bagian tubuhku yang lain. Walaupun kutahu dia menghimpitku sesesak ini, aku mengakui perbedaannya. *LOL~~author tarik napas~Raaannn seneng kan loooo!!!!hahahhaa*
Chankaman! Apa aku baru saja membuat prosa indah tentang GAYA BERCIUMAN KWON JIYONG YANG BAIK DAN BENAR???
Tidak terasa terdengar suara murid-murid riuh berbisik-bisik di belakang Jiyong. Kubuka mataku lebar-lebar, hampir semua orang berdesak-desakkan melihatnya. Awal yang baik, tapi bukan ini tujuanku. Mana dia?
Jiyong melepaskan bibirnya dari bibirku. Ia tersenyum manis. ”Lihat,kita sudah membuat mereka melihat kita.”
Tidak,jangan berhenti. Dia belum melihatnya. ”Kurasa mereka harus tau Kim RiRan milik siapa disini. Kau mau membuktikannya di depan mereka?” Aku tersenyum manis seraya menggodanya lagi.
Ia lagi-lagi tersenyum lalu kembali menciumku. Tapi kali ini ia yang agresif. Sedikit bumbu di ucapanku tadi memang mempengaruhinya. Ya ya ya~~ia ingin membuktikan Kim RiRan adalah milik Kwon Jiyong, terserahlah. Aku juga hanya ingin orang itu cepat memergoki kami. Jiyong merengkuhku semakin erat.
”Permisi~permisi~~” Itu suaranya!! Dia datang!! Aku mulai meletakkan lagi tanganku ke bagian leher belakang Jiyong dan satunya memeluknya. Kupererat pelukanku.
”Wae, Hyerin ah?” Changmin? Yaisshh,,dia bersama Changmin. Dasar perempuan sok mencari ketenaran!!!
Aku memejamkan mata lagi. Pura-pura tidak memperhatikan keberadaan mereka.
”HYERIN AH!!!TUNGGU!!!!!” Kudengar Changmin memanggilnya. Ha ha ha~~itu berarti dia kabur? Berarti benar seperti apa yang kudengar selama ini. HyeRin menyukai Jiyong, pacarku.
Jiyong tiba-tiba melepaskan ciumannya. Kurasa karena mendengar nama HyeRin tadi. Dia celingak-celinguk ke belakang mencari sesuatu. Keberadaan HyeRin kah? Dasar tidak sopan! Ceweknya ada di depannya malah mencari orang lain!!
”Kau mencari apa?”
”Tadi aku mendengar seseorang memanggil nama HyeRin.” Jiyong mengerutkan keningnya.
”Tidak. Dia tidak ada disini. Aku tidak melihatnya.” Aku tersenyum padanya dan menaruh kedua telapak tanganku ke pipinya. ”Aku bahagia, Jiyong ah~”
Jiyong menatap lembut padaku dan tersenyum. ”Aku akan membahagiakanmu.”
Author notes : *diesss~~~akhirnya gw selesaikan juga tu bagian!!!Gw ampe muter otak gimana cara nulisnya yang tetep gak ekstrim tapi bikin melayang~~hahahaha~~gw udah meminimkan selipan author di atas biar dapet feelnya~akhirnya sekarang bisa bernafas lega~~~*
[HyeRin POV]
”Kau mencintainya?”
Aku masih kalut. Hatiku sakit sekali. Air mataku pun masih enggan berhenti mengalir. Aku seperti orang bodoh yang tidak menerima kekalahannya. Aku tidak pernah bisa mendapatkan Jiyong. Aku bodoh!! Siapa sih diriku bisa begitu menginginkannya??!!!
”Hey~aku ini bicara padamu~~”
Kuraih erat kedua lututku. Kududuk di bawah menyandar ke tembok. Kami sedang berada di taman belakang sekolah yang biasanya sepi dengan anak-anak karena tanaman disini tidak terlaru terurus.
”YA!”
Aku menoleh kesal ke arah Changmin. ”Kau tidak ada urusannya dengan ini.” suaraku parau. Aku sudah tidak memikirkan lagi apa pendapat Changmin mengenaiku yang menangisi seorang laki-laki sampai seperti ini.
”Yaisshh~dasar kau keras kepala~sudah seperti ini masih bisa jutek!” *halah~bahasa jutek pun muncul di permukaan ni ep ep*
”Ya,aku mencintai Kwon Jiyong! Kau puas sekarang??” kutatap Changmin galak.
”Hyaaa~jangan melotot gitu ah~itu matamu merah tuh~~You must be loved him so much,right?” Aku masih seperti mere-run apa yang terjadi sebelumnya. Aku pasti memang terlalu mencintainya~
Changmin tiba-tiba menyodorkan sapu tangannya padaku. Kudongakkan kepalaku, dia beranjak duduk di sampingku.
”Kurasa kau juga harus menyatakan cinta padanya.”
”Kau tau apa soal ini!”
”Walaupun aku tidak tau apa-apa, memangnya aku orang bodoh yang tidak membaca situasi?”
”Sekarang situasinya tidak memungkinkan untuk menerima pendapatmu.”
Changmin menoleh ke arahku. Kalau dia seperti Jiyong, dia akan membalas mencak-mencak karena perkataan ketusku. Tapi Changmin malah tersenyum. Ah, bodohnya aku membandingkannya dengan Jiyong, jiyong, dan jiyong.
”Ini lucu bagimu?”
”Aniyo~~aku baru bertemu dengan seseorang yang di saat menangis pun masih tetap galak seperti kau~Apa jangan-jangan sifat galakmu bawaan dari orok?” *buseett~bilang bayi aje suse benerr*
”Gak lucu.” Heizz,,,tapi aku akhirnya tersenyum juga. Dia bukan orang yang tipe mengorek –ngorek masalah orang tapi malah membuat lelucon bodoh seperti ini. Apa dia sedang menghiburku?
”Heizzz~~gak lucu malah ketawa~~abis makan gula Korea yakk?” *maksa beeuuddd~~~abis nangis ketawa bukannya makan gula jawa malah impor dari korea~~wkwkwk*
”Gula korea??Dasar gejeh dirimu!” Aku tertawa mendengar leluconnya. Ternyata selera humornya tidak sebanding dengan muka modelnya.^^
Changmin tersenyum. ”Seorang wanita memang paling manis kalau sedang tersenyum.”
”Pantes aku gak disukain Jiyong~aku kebanyakan galak plus kurang seyum.”
”Kau terobsesi dengan laku-laki yang bernama Jiyong itu?”
”Obsesi?” Aku terperangah dengan kata-kata itu. ”Tidak. Sayang tepatnya.”
”Sayang? Apa bedanya dengan cinta dan obsesi?” Changmin menaikkan bahunya seperti tidak peduli.
“Kurasa aku akan mengawali cintaku kalau aku sudah menyayangi orang tersebut. Aku dan Jiyong sudah berteman dari 6 tahun yang lalu. Kami selalu bersama-sama.”
”Jadi kau menyayanginya karena itu?”
”Seiring dengan itu.”
Changmin menyipitkan matanya tidak percaya padaku.
”Wae?Kau tidak percaya?”
”Aku hanya tidak pernah begitu mengalaminya. Aku malah takut selalu dikejar-kejar oleh para wanita yang mengelu-elukanku dan mengatakan mereka mencintaiku.”
”Kau mau cerita apa pamer,hah???CK!!”
”Yaisshh~~aku ini model terkenal~”
”Yeeee siapa bilang kalau kau tukang sayur!!”
”Heizz!!!Kau keras kepala~~” Changmin mencibir dan tersenyum sendiri. Kuperhatikan senyum Changmin manis menampilkan sederetan gigi rapihnya. Khas senyum model kurasa. ”Ya!Kenapa kau memperhatikanku?Naksir aku ya??”
Kugaplok jidat Changmin.
”AWWW!!!!YAISSSHH!!!!JINJA!!!!YAA!!”
“Biar jidatmu tidak terlalu licin ah~” candaku.
JEDAK!!!! Changmin menggaplok jidatku. Pembalasan????? “YAA!!!!! KAU MAU MENGIBARKAN BENDERA PERANG,HAH!!??!!”
Jujur, selama pelajaran setelahnya aku tak bisa konsentrasi penuh. Bangku Jiyong dan RiRan kosong. Kata Daesung, mereka dihukum oleh Yang seongsaenim. Tentunya atas perbuatan menggemparkan mereka tadi. Entah aku harus senang mereka dihukum atau malah sedih lagi membayangkan mereka lebih banyak waktu bersama lagi.
Mataku masih agak bengkak. Begitu masuk tadi, Daesung, Yongbae, TOP, Jiyeon dan bahkan SeoHee-walau dalam konteksnya hanya melirik saja-, langsung menatapku dengan seribu pertanyaan kurasa tersimpan di balik mata mereka. Aku hanya diam dan tersenyum sekilas. Lalu diam lagi. Changmin yang masuk bersamaku juga tak diteror pertanyaan apapun. Mungkin karena dia duduk di sampingku, tak enak bila bertanya sedangkan ada aku di sampingnya.
Pelajaran Fisika nya Jung Eun seongsaenim pun tak ada satupun yang dapat kuserap. Pikiranku terus mengulang kejadian tadi.
”Hey~kau mau terus diam apa mau kerjakan soal kelompoknya denganku?”
Aku menoleh ke kiri, Changmin menatapku tajam. Ia dari tadi memang tekun memperhatikan pelajaran.
”Kerja.” jawabku singkat. Moodku sedang tidak baik lagi.
”Bagus, kau kerjakan 5 soal, aku kerjakan 5 soal.”
Aku menatapnya. Mataku terasa berat. Kupaksakan diriku untuk mengangguk.
Meskipun Changmin menyipitkan matanya padaku, ia tidak membahasnya. Itu yang kusuka, ia tidak terlalu ikut campur. Kulihat serangkaian soal yang disodorkan Changmin.
Sebuah mobil ber...gerak..deng...Kenapa mataku terasa lelah sekali ya? Sebu...sebuah mobil...bergerak d..dengan GLB...
.....
Dan yang terakhir kudengar, beberapa suara memanggil-manggil namaku.
[Author POV]
”Heizzzz~~~~kalian berdua~~~” kata Yang seonsaengnim memulai awal ceramah keagamaannya pada Jiyong dan RiRan di Headmaster’s Room. Tentunya dengan pengawal setianya, Yoo JaeSuk yang sibuk mengipas-ngipasi Yang seonsaengnim,. Padahal ruangan ini full AC.
”Kalian tau apa yang kalian lakukan?”
”Berciuman.” jawab RiRab cuek. Jiyong agak tersentak mendengar jawaban RiRan.
Yang seonsaengnim menggelengkan kepalanya. ”Kalian tau itu melanggar peraturan sekolah kita?”
”Arasseo, seonsaengnim.” jawab Jiyong agak merendahkan suaranya. Ia berpikir kalau Riran yang menjawabnya pasti akan tambah berabe.
”Mollayo~~aku tidak tau peraturannya.”
”Jaesukie ah~tolong sebutkan peraturan sekolah kita~”
”Ne, hyung~”
Yang seonsaengnim menggaplok pantat Jaesuk. ”Aeeiiizzz~~jangan panggil seperti itu di depan murid~~~” suara seonsaengnim berbisik.
”Oohh~~nde~~” Jaesuk membuka buku tata tertib yang selalu dilipatnya di sela celananya bagian belakang. LOL ”Pertama, harus memakai seragam sekolah dengan rapi, lengkap, dan kalau bisa semodis mungkin.” *sumpeh,gw males bikin peraturan nyang biasa~~wwkkk~~digaplok* ”Kedua, murid dilarang menjahili headmaster dan wakilnya. Ketiga, murid diharuskan mengikut-”
”Ya ya ya Jaesukie ah!!!Bacakan yang menyangkut masalah ini saja!!” suruh Yang seonsaengnim seraya berputar-putar pada kursi goyang spesial Headmaster.
”Ng oh arasseo.” jawab Jaesuk seraya membetulkan letak kacamatanya. Tangannya bergerak menyusuri buku panduan tata tertib tersebut lalu membalik halaman berikutnya, dan mencari lagi. ”Mmm~ketujuh puluh sembilan, siswa dilarang melakukan adegan prono di sekolah.”
”Yang seonsaengnim!! Apa anda tidak pernah menonton film-film barat???Hal yang kami lakukan itu sudah biasa, seonsaengnim!!”
”Aigo RiRan sshi~ini bukan di film~~”
“Yaisshh~~apa di jaman seonsaengnim muda tidak ada film seperti Titanic?? Bahkan MV my Girl saja ada adegan seperti itu!” *taeyang said :”BAH~ada mv aye nongol~~wkwkk cipok authornya ahh~~”LOL*
Yang seonsaengnim menggaruk-garuk kepalanya. “Heizz!Jeongmal!!!Kalian ini benar-benar-”
”YA!!!!Cepat gotong dia!!!!” teriak suara seseorang dari luar.
Terdengar pula beberapa suara langkah kaki yang terburu-buru dari luar. Hal itu memecahkan konsentrasi sidang Jiyong dan RiRan di headmaster room.
”Jaesukie ah~~ada apa di luar sana?”
“Saya tidak tau, HyunSeok ah~”
“Ya! Kenapa kau tidak coba keluar dan tanyakan ada apa?”
“Sekarang?”
“Nanti tengah malam jam 12~”
“Ah~nee~~~” Jaesuk kembali berdiam diri.
“YAAA!!!!!!Jigeum!!!!!Heizz~~~”
“O?Sekarang??Ah ne~~” Jaesuk berlari-lari kecil keluar ruangan. RiRan dan Jiyong makin bingung dengan bertambah list orang-orang aneh bin ajaib di sekolah ini.
“Kalian! Jangan kira kalian lolos dari hukumanku!”
Jiyong dan RiRan menghela nafas panjang dengan berat. Terutama Jiyong yang sudah hapal betul dengan ”hukuman” yang dimaksud Yang seonsaengnim.
”Ya ya ya! Masih muda sudah seperti jompo-jompo!!!”
“HYUNSEOK AH~~~Ada murid yang pingsan!”
Yang Hyunseok mendongak kaget dengan pemberitahuan Jaesuk. “Siapa dia, Jaesuki ah?”
“Katanya Shin HyeRin dari kelas XII!!!”
[Kwon Jiyong POV]
”Jiyong ah~~huaaaahhhh~~aku lega dengan keputusannya~~~~Akhirnya kita tidak dihukum sama sekalii~~~~”
Aku tidak begitu mendengarkan omongan RiRan. Lantai lorong kelas kujalani juga tanpa begitu kuperhatikan. RiRan yang melompat-lompat kecil mengikuti irama langkahku juga tidak menggangguku. Pikiranku sedang khawatir dengan keadaan HyeRin. Ada apa dengan anak itu sebenarnya?
”Yobo ya~~~itu karena kemampuanku tadi menjawab apa yang dia katakan~~hahahhahaa”
Sudah lama aku tidak mengobrol dengan HyeRin. Aku tidak begitu tau dengan keadaannya akhir-akhir ini. Apa dia sakit? Semenjak terakhir dia berlaku aneh seingatku waktu dia datang ke kamarku yang terakhir kali. Dia juga tiba-tiba kemarin pulang ke rumah ammanya. Benarkah dia sakit? Aku sangat bertanggung jawab akan itu kalau dia benar-benar sakit.
”KWON JIYONG!!! Kau memikirkan orang lain di depanku????”
OMONA!!Kali ini Riran mengagetkanku tepat mendesis di telingaku.”Hyaaa~~RiRan ah~~aniyooo~~aku hanya mengkhawatirkan keadaan HyeRin~~”
Mata RiRan menyipit padaku. ”Ternyata kau sama saja seperti laki-laki lain yang sehabis mencium seorang wanita langsung berpindah ke wanita lain!!!” RiRan ngambek!!!!Aigoo~~~aku tak bermaksud seperti itu~~~”Tidak kusangka kau sebejat itu!!!” RiRan memukul bahuku. Kutahan segera lengan RiRan ketika dia akan berbalik menjauh dariku.
”Ini tidak sepeti yang kau pikirkan,yobo ya~~”
”Seperti yang kupikirkan?Lalu apa yang kulihat tadi?”
”Aku hanya mengkhawatirkan keadaan HyeRin~”
”HyeRin HyeRin dan HyeRin!Kenapa tidak kau pacari saja HyeRin itu??!!”
”RiRan ah~~Hyerin sahabatku~~Dia tadi pingsan~~”
RiRan memberontak melepaskan tangannya yang kupegang secara paksa. ”Jangan dekati aku lagi!”
RiRan pergi. *author dengan para main cast yang protagonis pada bersulang~author buka champagne~~*
AARRGGHHH!!!!!SEMAKIN RUNYAM SEKARANG!!!Aku sangat mencintai RiRan. Aku tak ingin dia pergi dariku. Tapi HyeRin sedang pingsan. Mana yang harus kudahulukan?
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
[Author POV] *jangan ampe bosen yee ma pov nya aye~~BLETAK!dijitak Rin-Ran~ LOL*
”SHITT!!!!Dammit!!!! Jiyong ternyata masih tidak melupakan HyeRin!!! Aku tidak suka dia mengalasankan HyeRin itu sahabatnya sehingga bisa seenaknya saja memikirkan si cecunguk satu itu di depanku!!!” cerita HyeRin berapi-api pada ImEe dan Taehee. Mereka sedang menghabiskan waktu di BANGers Ventro Cafe. Kafe yang lebih mirip dikatakan diskotik terletak agak jauh dari daerah mereka. RiRan mengajak ImEe dan Taehee ke tempat yang jauh supaya tidak bisa ditemui Jiyong. RiRan berpikir pasti sekarang Jiyong sedang berusaha mencari-carinya. Ponselnya yang ber-isi-kan nomernya yang diketahui oleh Jiyong saja dimatikannya.
”Hahahhaha~~kau seperti orang yang sedang cemburu saja, RiRan ah~” ImEe tertawa melihat tingkah RiRan yang mencak-mencak.
”YA!!Aku cemburu? Standarku bukan Jiyong. Kau belum tau saja~”
TaeHee menegak gelas kecilnya yang berisi soju. ”Memangnya standarmu kayak apa?”
”Sederajat denganku.” RiRan mengangkat bahunya cuek. ”Aku bermain dengan seseorang. Dan juga yang lain.” RiRan tersenyum misterius sambil melemparkan pandangannya ke orang-orang yang sedang dance di lantai dansa. Maklum cafe itu banyak pengunjungnya di siang hari, khususnya untuk anak sekolah. Setelah jam 4 sore, anak berseragam sekolah sudah tidak boleh berkeliaran di caffe itu, hanya untuk dewasa.
”Ow ow oww~~hanya dengan ucapanmu tadi aku sudah rada merinding~” kata ImEe.
”Hahahhaa~~aku hanya tidak ingin semua yang kurencanakan digagalkan. Di dalam kamusku, aku tidak akan pernah kalah dan gagal. Kau ingat kan?”
”Ahh~~aku ingat~~so interesting lah! Lalu kurasa kau tidak akan diam begitu saja dengan hubunganmu dengan Jiyong ini.”
”Exactly! Aku harus membuat rencana yang lebih dari ini!” RiRan menyilangkan kakinya elegan yang mengakibatkan roknya agak naik. Memperlihatkan bagian pahanya yang mulus. Membuat sebagian laki-laki yang ada disana memandang RiRan penuh nafsu.
“Kalau kulihat dari nada bicaramu, nampaknya kau sudah bisa menghilangkan kata ‘harus’ di kalimatmu tadi.”
RiRan tersenyum pada Imee. Lagi-lagi para lelaki yang sedari tadi memperhatikannya makin tergoda dengan seluruh keindahan fisik yang dimiliki RiRan. Ia mencondongkan badannya mendekat ke Imee. “Kelihatan ya? Hahahaha~~kalau aku membuka wajah asliku di depan HyeRin, menarik tidak menurut kalian?”
BRRAAKKK!!!!!
“Aduhhhh~~~~~”
Spontan RiRan menoleh ke arah suara. Begitu juga Imee dan Taehee. Hanya mereka yang menyadari bunyi itu mengingat suara musik Timbaland yang berdentum sangat keras memekakan telinga.
“Ah, mian~mian~” kata orang itu spontan bahkan sebelum membalikkan badannya. Ternyata seseorang jatuh terjerembab karena tersandung kaki TaeHee. Dari pakaiannya bisa ditebak cewek itu adalah waitress di BANGers Ventro Cafe ini.
“Kau gak punya mata,HAH?!!” kata TaeHee tajam.
Cewek itu mengambil nampannya yang untungnya sedang tidak membawa gelas, lalu bangkit berdiri. ”Cungsohamnida~Cungsohamnida~~Saya tidak sengaja~~”
”O??Kau?????”
Jiyong memaki-maki ponselnya sendiri. Para penumpang bus di sekelilingnya pun menoleh penuh curiga padanya. Bahkan ada yang seorang ajhumma yang membisikkan ”Jangan melihat orang sinting itu” pada anak laki-laki kecilnya. LOL
”Ada apa sih dengan mereka semua????Kenapa gak ada satupun yang diangkat sih teleponnya???Di-sms-in juga gak pada dibales!!!Dikiranya fakir pulsa berjama’ah apa??!!!!”omel Jiyong dalam hati.
Mereka yang dimaksud Jiyong adalah teman-teman sekelasnya. TOP, Yongbae, Daesung, SeoHee dan Jiyeon. Dia menyesal juga kenapa waktu itu dia tidak menabung untuk membelikan ponsel saja untuk HyeRin. Pasti berguna dalam kondisi genting seperti ini. Jiyong menepuk jidatnya yang semakin membuatnya semakin dilihat seperti orang gila oleh penumpang bus di sekitarnya. LOL
Sejak ia dan RiRan keluar dari ruang Yang Seonsaengnim setelah bel pulang sekolah itu, yang juga berarti sejak RiRan mengumandangkan kemarahannya pada Jiyong -saat memikirkannya membuat Jiyong garuk-garuk kepalanya-, ia belum bertemu dengan TOP, Yongbae, Daesung, SeoHee, Jiyeon atau si anak baru yang bernama Changmin itu. Jadi dia belum bisa mengetahui keadaan HyeRin. Ia belum bisa pulang karena dari tadi mencari-cari RiRan.
”Ah? Yongbae!!!!!!!!!” Jiyong girang begitu mendengar nada panggilan yang dari tadi didengarnya akhirnya ada yang mengangkat.
”Yoboseo Jiyong ah?”
”YA!!Kau kemana saja huh?Kenapa baru diangkat sekarang???”
”Ah mian jiyong ah~aku sekarang sedang sangat sibuk~”
”Mwo??? Kau sedang apa sih?”
”Mian aku tak bisa ceritakan sekarang. Sudah dulu ya!”
”AH!!! CHANKAMAN!!!!!!!”
”Eh?Ada apa, jiyong ah?”
“Baiklah baiklah~aku cuma mau tanya keadaan HyeRin. Dia baik-baik saja?”
“Kau belum menengoknya?”
“Belum? Dia sakit apa? Masuk rumah sakit kah?”
“Ani~dia sudah di rumah. Dia memaksa pulang ke rumah. Heizz~~kukira kau sudah menengoknya! Padahal kau tinggal bersebelahan dengannya!!Kau aneh!Lebih baik kau tengok dia sekarang. Kau sudah tidak peduli padanya? Ya, kau sudah punya RiRan~Aissh~aku jadi ngomong macam-macam. Sudah ah. Kututup ya. Bye!” Yongbae dengan panjang lebarnya lalu tiba-tiba menutup telepon membuat Jiyong semakin frustasi.
Tapi otaknya berputar mengulang kata-kata Yongbae. ”Aku sudah tidak peduli pada HyeRin?” Dan segera sigap ia memencet tombol STOP di pintu bus dan bergegas turun dari bus tersebut. Ia menyebrang dan menunggu bus arah sebaliknya. Ia akan pulang.
“Kau serius?? Kau menemukannya?”
“Nde, tuan,”
Everybody's rockin'
Everybody's movin'
Everybody da gati
Yongbae mengerutkan keningnya tanda tidak sabar. Ia tau yang meneleponnya pasti Jiyong. Dari tadi ia mengacuhkan panggilan tersebut. Selain karena HyeRin yang memintanya untuk tidak berbicara apa-apa pada Jiyong mengenai tadi di sekolah, juga karena ada hal penting yang harus diselesaikan Yongbae. Ia mengeluarkan ponsel Haptic blue nya dari saku jeans dengan setengah hati. Dan benar, Jiyong meneleponnya. Ia menggigit bibirnya yang seksi itu *author nepsonk pengen gigit juga~wew~*, lalu mereject dial lagi. “Mian Jiyong ah~ini saat yang tidak tepat.” batin Yongbae. Kemudian ia kembali melirik ke dua orang berjas hitam tersebut. ”Lanjutkan.”
“Ne, dia bersekolah di kawasan Choongnam.”
“Choongnam?”
Yongbae tidak habis pikir, sejauh itukah dia pergi?
“Ayahnya sudah meninggal. Dia hidup bersama ibunya di daerah itu juga.”
“Me-meninggal???” Yongbae membelalakkan matanya. *lo bayangin dah mata yongbae melotot~wkwkwkk* Ia semakin sakit mendengarnya. “Kau tidak salah orang? Kau yakin itu dia?” Yongbae mengulanginya berharap untuk kali ini apa yang didengarnya salah.
“Iya, tuan. Kami mengabdi pada tuan Dong Yongbae, kami melakukan sebaik mungkin yang kami bisa.”
Yongbae mengangguk pelan. Orang kepercayaannya itu memang selalu bekerja dengan teliti sesuai apa yang diperintahkan. Orang kepercayaan yang bekerja untuk keluarganya dari dulu.
“Lalu apa lagi yang kau ketahui tentangnya?”
“Dia bekerja di sebuah cafe di daerah Seoul pinggiran. Tapi itu cafe yang terkenal. Saya yakin Tuan Dong Yongbae pasti mengetahuinya.”
“Nde, saya tau. Tapi bukankah itu jauh dari tempat tinggalnya?”
“Menurut data yang saya terima, dia bekerja di tempat itu karena gaji yang besar. Untuk menghidupi ibunya yang sakit-sakitan.”
Perasaan Yongbae semakin tidak karuan. ”Gaji yang besar. Ah, cafe itu bukannya bahaya untuk perempuan jika malam hari?”
”Nde, tuan. Ini fotonya, kami berhasil memotretnya dari jauh. Mungkin ini untuk meyakinkan anda bahwa perempuan ini yang anda cari.” Seseorang yang berwajah agak tua mengambil beberapa lembar foto dari saku dalam jasnya dan menyodorkannya pada Yongbae.
Yongbae menerimanya. Melihat-lihat lembaran foto-foto tersebut dengan seksama. Seseorang yang berambut hitam tebal sebahu, dan pipi yang agak tirus terlihat dari jauh sedang membawa nampan yang berisi beberapa gelas kecil dan sebuah botol wine. ”Jaeyun ah~~” Yongbae terperangah. Tidak terasa jemari Yongbae menyentuh wajah Jaeyun di foto tersebut. Wajahnya tersirat seseorang yang sangat kehilangan sesuatu yang penting di hidupnya. Ya, pencariannya membuahkan hasil. Tapi mengapa Jaeyun harus seperti ini? Tiba-tiba ia ingat akan satu hal yang langsung membuatnya khawatir.
”Apa RiRan sudah tau keberadaannya?”
”Menurut yang kami teliti, dia tidak pernah bertemu dengan RiRan lagi.”
Yongbae menghela nafas lega. ”Oke, segera aku akan kesana.”
[Jaeyun’s POV]
”Apakah suatu kebetulan untukku bertemu denganmu disini?”
RiRan tersenyum padaku. Tidak, dari dulu itu seperti halnya sebuah pisau yang ditodongkan padaku. Ia membawaku ke sudut cafe, menjauh dari kedua temannya tadi. Dia mungkin tidak akan berbuat seekstrim kriminalitas seperti membunuhku sesaat. *LOL~~astaganaga riran~~~BUGH!Author ditonjok karena ngeganggu suasana* Masih banyak orang di sekitar kami untuk menyaksikan apa yang kami lakukan disini. Dan kuusahakan posisiku berdiri agak jauh darinya.
”Untuk apa kau datang kesini?” tanyaku dingin. Kutatap RiRan dengan penuh kebencian.
RiRan menyandarkan punggungnya ke dinding cafe yang berlapiskan karpet merah tua untuk meredam suara musik keluar, lalu ia menyilangkan tangannya. ”Hahahaha~take it easy,Jaeyun ah~~Kau kira aku datang untuk menemuimu?”
Aku mengangkat bahuku. ”Apa pun kurasa masuk akal dilakukan olehmu.”
Lagi-lagi RiRan tersenyum. ”Kau masih mengingatnya?”
OH!! Hanya orang idiot yang bisa melupakan apa yang telah RiRan lakukan padanya waktu itu. ”Kau sendiri masih mengingatnya? Apa kau masih mengingat semua perbuatanmu padaku?”
RiRan menatap lurus ke lantai dansa. ”Aku sebenarnya sudah tidak begitu mengingatnya. Kehidupanku sekarang ini lebih menarik. Tapi nampaknya kau mengingatkanku kembali.” Ia menoleh padaku. Aku bergidik ngeri dengan tatapannya. Kalau kau menyadarinya, raut wajahnya seperti orang yang haus akan membunuh seseorang.
”Aku malah sangat prihatin dengan kata-kata kehidupanmu yang menarik.”
”Semakin menarik malahan.” Ia menaikkan alisnya dan tersenyum meremehkanku. Ingin kucekik wanita gila ini sekarang juga!!!!!!!
”Oh ya? Aku kasihan padamu kalau begitu.”
RiRan mengerutkan keningnya. Nampaknya ia mulai tersinggung dengan kata-kataku. Ya, aku senang membalasnya!!! Namun dalam sekejap raut wajah itu kembali tersenyum lebar. ”Benarkah? Apa selanjutnya kau yang akan ’mengasihani-dirimu-sendiri’?”
”KIM RIRAN! Perlu kau ingat, aku sudah tidak berhubungan lagi dengan Dong Yongbae! Dan aku tidak ada hubungannya dengan dirimu sekarang!” Kataku tegas. Apa lagi sih yang nenek sihir ini pikirkan??? Mencelakaiku lagi?? Yaissh!!!
”Jinjayo? Well~~we’ll see if you dare to cross the Kim RiRan’s circle.”
“If I dare to cross in, what would you gonna do huh? I don’t have anything that you can take it over me!”
“Really? Emm…okay, let me tell you a secret. Maybe this will make you think twice to join in my circle.” *halah~jadi English time gini~~timing is now~~wkwkwkwk~~author dilempar panci*
“Sudah kubilang, aku tidak ada urusannya dengan ini lagi! Kau tidak mendengarku apa kau budeg,hah???!”
”Crushing…people…around Dong Yongbae!”
Eyh?? Dia ingin menghancurkan orang di sekitar Yongbae?? Apa yang akan dia lakukan? Tidak, aku sudah tidak ada urusan lagi dengan mereka. Aku hanya ingin hidup tentram seperti ini. ”Apapun yang akan kau lakukan, aku tidak memikirkannya.”
RiRan kali ini menyunggingkan senyum ”O-oww~~we’ll see~~”
[Author POV]
Jiyong ragu membuka pintu kamar HyeRin.Ia hanya berdiri terpaku di depan pintu kamar apartemen HyeRin. Terlihat dari ventilasi atas pintunya, lampu kamar itu dimatikan. Padahal HyeRin tidak pernah mematikan lampu kalau tidak sedang tidur atau sedang keluar rumah. Seungri bilang HyeRin sudah di rumah.
[Flashback ahhhh ke 5 menit ayng lalu~~~~~~]
”HYUUUUUUUUUUNGGGGG!!!!!!!!!!”
Seungri langsung berlari-lari begitu melihat Jiyong yang berjalan menuju pagar gedung apartemennya. Hari sudah gealp, walaupun begitu Seungri tetap semangat berlari-lari. Jiyong yang melihatnya langsung ngeri melihat seakan-akan Seungri sedang menyambut suaminya pulang dari kantor. LOL
”YA! Lama-lama aku ngeri melihatmu seperti ini!” celetuk Jiyong begitu Seungri sudah di depannya.
”Hyung, apa HyeRin punya pacar baru??”
”Mwo?? Pacar?? HyeRin ada pacar??”
“Iya, tadi kata amma, si HyeRin diantar pulang oleh seorang laki-laki tampan!”
”Eh? Tampan?”
”Iya, mungkin setampan diriku!” Seungri masih sempat-sempatnya bernarsis di saat-saat seperti ini.
”Heizz!! Aku tak perlu tau bagian itu!”
”Hyung!!!! Itu termasuk bagian penting! Aku kan manusia tertampan di dunia!”
Jiyong menggaplok jidat Seungri.
”YA!!Hyung masih nafsu dengan jidatku yang sexy,hah??”
”Cepat lanjutkan ceritanya atau nggak kuperbesar lobang hidungmu!” *author elus2 jiyong,”sabar yaankkk~~” JEDAKK!!Author dijedotin ke tembok*
”Ara ara! HyeRin digendong di punggung si laki-laki itu.”
“Piggy back?”
“Ha? Piggy back? Babi belakang?” *author ngakak gelundungan*
“Yaisshh~~ya itu namanya piggy back! Lalu mereka ngapain lagi?”
“Ya kata amma sih, HyeRin kelelahan. Makanya dia sakit. Dan laki-laki itu mengantarnya sampai kamar!!!! Mereka sempat di kamar berdua pula!!! OMO OMO OMO!!!!!! Apa yang mereka lakukan~~~~Aku takut mereka mematikan lampu dan-”
Jiyong mencekik leher belakang Seungri.
”A-a-aaaa!!! HYUNG!”
”Jangan bicara macam-macam kau! Lalu sekarang dia ada di kamarnya?”
”I-iya~~Hyung~lepaskan leherkuuu~~~”
Jiyong melepaskan tangannya dari leher Seungri. ”Ya sudah, aku akan ke sana. ” Jiyong beranjak naik ke tangga untuk naik ke kamarnya dan HyeRin yang terletak di lantai dua.
”HYUNG~LAKI-LAKI ITU BAWA MOBIL BAGUS LHO!!”
[Flashback end]
Apa itu Changmin yang membawanya pulang? HyeRin menerima tumpangan dari orang yang baru dikenalnya??? Itu bukan seperti HyeRin yang biasanya!
Tiba-tiba pintu itu terbuka membuat Jiyong terlonjak kaget.
[/B][HyeRin POV][/B]
”OMONA!!!!!!!”
Suara itu mengagetkanku. Hampir saja kutonjok secara refleks siapapun yang mengagetkanku seperti itu.
”Jiyong?” Kulihat Jiyong secara seksama. Seragamnya masih menempel di tubuhnya. Hanya saja dasi dan jas seragamnya tidak dipakai. Dia baru pulang. Selarut ini. Dan kutebak pasti bersama Riran. Pikiran itu kembali lagi.
”HyeRin ah~~kau mengagetkanku saja!”
”Mengagetkanmu? Yang ada tadi aku hampir mati jantungan komplikasi muntaber melihatmu di depan pintuku!”
”Ah mian mian~~aku hanya ingin menggedor-gedor pintumu.”
”Tidak ada kerjaan,hah?”
”Heizzz~~aku hanya ingin menanyakan kabarmu.”
”Menurutmu?”
”Kau sakit.”
”Lalu untuk apa lagi kesini?”
”Ah? Aku... ” Jiyong menggaruk-garuk kepalnya. ”Heizzz~ memangnya ada larangannya kalau aku ke tempatmu tanpa tujuan sekarang?”
”Ck!!!!kau mau pamer denganku atas kejadian di sekolah tadi?” Aku merasa hilang akal. Bertemu dengannya aku menjadi orang paling brengsek. Aku tau itu bukan urusanku. Tapi aku tak tau kenapa otak dan mulutku tidak bisa bekerja sama sesuai akal sehatku.
”Engh? Kau melihatnya?”
”Oh, Jiyong ah~kau mau bilang adegan panasmu hanya diingat oleh satu dua orang saja? Bahkan satu sekolahpun mengetahui apa yang kau lakukan tadi,Kwon Jiyong!”
”Jinja?? Em...sebenarnya itu RiRan yang menciumku terlebih dahulu.” Jiyong tersipu malu. Baru kali ini aku melihatnya seperti itu.
”Setidaknya kalau kau mau seperti itu jangan di tempat dimana orang bisa melihatnya. Kau seperti orang yang bodoh.”
”YA!!Kau hanya iri kaaannn aku sudah pernah ciuman~~~”
”Kau benar-benar bodoh, Jiyong ah~” Mataku mulai berair. Kurasakan nafasku mulai berat karena menahan air mata ini jatuh lagi. Kau harus menahannya, HyeRin~~
”Heizzz~~~~kau mana mengerti apa yang kupikirkan! Kau sendiri belum pernah menyukai laki-laki! Yaisshh! Aku meragukan kau bisa menyukai laki-laki~~”
”Hhhhhhh~~~~kalau kubilang aku sedang menyukai seorang laki-laki, apa kau puas?”
Jiyong membelalakkan matanya. ”USO!! Siapa dia?”
Kau.
Kwon Jiyong.
Kau yang berdiri di depanku saat ini.
Kau yang tinggal di sebelah kamarku.
”Apa dia tau perasaanmu?”
”Kalau tau lalu apa urusanmu dan kalau tidak juga apa urusanmu.”
Jiyong tiba-tiba terdiam. Dari sorot matanya terpancar dia yang sedang berpikir. Apa dia berpikir kalau yang aku bicarakan adalah dia?
”Apa...dia...”
Jantungku berdegup cepat. Benarkah dia bisa merasakan kalau aku menyukainya? Aku berharap apapun yang terjadi nanti akan-
”...Changmin si anak baru?”
Ngeh? Changmin??? ”Mwo?Kenapa kau berpikir itu dia?”
Jiyong menggaruk-garuk kepalanya yang tertutup kupluk ungunya. ”Ani~tadi kudengar kau diantar pulang olehnya.”
”Eh?Aku...”
”Baiklah. Kalau memang kau menyukai Changmin, aku akan mendukungmu.” Jiyong tersenyum lebar. Dia mendukungku dengan orang lain. Ia salah mengira. ”Aku tidur ah~ Oyah, jangan banyak-banyak memimpikan si anak baru itu ya!”
”YOOO~~HYERINNIE AH~~AAAAAWWWWWWWWWWWW!!!!”
Spontan aku memukul kepala Jiyong keras saking kagetnya. ”YA!! PAGI-PAGI KAU SUDAH MAU NGAJAK RIBUT YA???!!!”
Jiyong mengaduh memegang kepalanya. ”YA!! Kau tadi malam makan apa sih??? Pukulanmu kayak petinju PRO tau nggak!!”
”Heeeeiiizzz~~siapa suruh pasang tampang begitu di depan pintuku!”
Engh? Aku hampir lupa. Kenapa pagi ini Jiyong masih di disini? Bukankah biasanya dia bareng RiRan?
”Aneh. Kau kemarin mesra-mesraan dengan RiRan. Malah hari ini kau berangkat sekolah barengku!”
”Yahh~sebenarnya aku dan RiRan ada masalah~~”
“MWO????” Aku rada tersinggung dengan kata-katanya. ”Jadi aku sebagai pelampiasanmu? Aku menemanimu jika kau ada masalah dengan RiRan? Setelah selesai masalahmu, lalu kau tidak peduli padaku lagi???”
”Yaisshhh~~~aniyoo~~~kau tetap tetanggaku yang bawel plus satu-satunya teman yang mengenalku sejak lama.”
Lukaku menganga sedikit mendengar kata ’teman’ yang disebutkan Jiyong untukku. Apakah pagi ini juga akan berujung dengan bertambahnya luka ku? Tidak, setidaknya aku harus memanfaatkan waktuku bersamanya sebaik mungkin. Inilah kata hatiku. Akhirnya kutarik dasi seragam Jiyong dan menyeretnya jalan seperti menarik hewan peliharaannya jalan-jalan. *ampuuunnn*
”KAJJA!!”
”Y-YAAAKK!!!!A-AKK~KEKASISAN NAKAS~~KKK~~~” *author translate bahasanya mas jiyong, ”Aku kehabisan nafas!”,,author said ”mangkanyee,belajar ngomong nyang benerr!!!” JEDEK JEDEK!!author rame-rame diinjek Ji-lovers*
Di bus pun seperti biasa kami saling jitak menjitak, bentak-membentak, tarik-menarik, bahkan gaplok-menggaplok. Hahahaha~apakah kami terlihat seperti pasangan?Kurasa tidak, semuanya memandang ngeri ke kami. Seperti pasangan Harimau buas bin lapar yang sedang marahan. Bisa membayangkannya? *author geleng2, ”TIARAAAPPP!!!Ati2 dima’em G-Rin!!” LOL*
”Ya jiyong ah~ apa kau tidak kangen dengan gaplokanku?”
”Hyaaaa~~hyerinnie ah~~~kalau kau bisa membongkar otakku, gaplokanmu itu sudah menjadi favorit untukku.” Goda Jiyong.
”Heizzz~~~kau mencoba menggodaku? Mau kugaplok lagi???”
Jiyong mencekikku dengan merangkul leherku kuat-kuat. Kepalaku masuk seketika ke ketiaknya. ”YAAA!!!!KAU BELOM MANDI YA KWON JIYONG???!!!!!”
”Waeee~~? Aroma ketiakku kan segar setiap saat~~” *halah rexona bangeeeett~~*
”Segar setiap saat kepalamu peang!!!!!! Cepat lepaskan aku!!!! Kalau tidak akan kutonjok perutmu!!!”
”Aiiihhh~~perutku kan kotak-kotak aduhaaayyy ala Baywatch, Hyerinnie ah~~nanti rusaaaakk~~~”
Aku tersenyum dalam hati. Inilah duniaku! Jiyong dan aku yang seperti ini membuatku bahagia. Eyh? Sepertinya perasaanku tidak enak~~~apa aku kurang makan lagi? Tidak, perasaan ini lain... ini menggangguku.... Sepertinya aku sedang diawasi oleh seseorang... Hantu kah? Atau siapa? Ah~mungkin ini cuma persasaanku yang berlebihan...
=================TBC====================